Join My Group

Tampilkan postingan dengan label City Hunter. Tampilkan semua postingan

Sinopsis K-Drama City Hunter Eps 20 Final



Dalam keadaan sekarat Young Joo meminta Yoon Sung untuk memaafkan ayahnya dan juga mengatakan maaf kepada Yoon Sung dan setelah itu Young Joo pun menghembuskan nafas terakhirnya . Yoon Sung sangat terkejut melihat Young Joo dan dengan gemetar Yoon Sung berusaha membangunkan Young Joo dengan terus menerus berteriak memanggil nama Young Joo. Dengan perasaan yang sedih dan penuh dendam akhirnya Yoon Sung meninggalkan Young Joo dan mengambil handphone Young Joo.

Sementara itu di rumah sakit ternyata ayah Young Joo tiba-tiba bisa menggerakkan tangannya dan secara perlahan-lahan akhirnya membuka mata dan sadar dari komanya

Yoon Sung melarikan mobilnya dengan cepat. Yoon Sung memeriksa handphone Young Joo dan menemukan sms yang dikirim Jin Pyo supaya Young Joo datang ke tempat persembunyian Jae Man. Yoon Sung yang sudah mengetahui yang mengirim sms adalah Jin Pyo lansung menghubungi Jin Pyo.
“Ayah, kenapa kau melakukannya? Kenapa ayah bohong dan memberitahu Young Joo untuk datang ke sana?”tanya Yoon Sung.
Jin Pyo pun menjawab “Jaksa Republik Korea ingin tahu kebenarannya. Aku hanya ingin membantunya”.

Dengan marah Yoon Sung pun mengatakan kalau Young Joo telah meninggal dan yang telah membunuh Young Joo adalah Jin Pyo sendiri. Jin Pyo tak mau merasa kalah dengan mengatakan bahkan orang yang tidak berdosa bisa meninggal kapan saja seperti teman-teman seperjuangan Jin Pyo dulu dan Jin Pyo pun memutuskan kalau Jae Man harus mati ditangan Jin Pyo.

Jae Man sudah sampai di pelabuhan dan cepat-cepat menuju kapal yang akan dinaikinya. Tetapi sebelum sampai di kapal, Jae Man sudah ditunggu oleh Jin Pyo. Jae Man pun terkejut melihat Jin Pyo di depannya. Jae Man pun menyuruh anak buahnya untuk menyerang Jin Pyo tetapi dengan sangat mudah di lumpuhkan oleh Jin Pyo. Jin Pyo mendekati Jae Man yang ternyata sudah tahu kalau Jae Man akan melarikan diri.
Jae Man mengatakan kalau Jin Pyo telah menghancurkan hidupnya dan bertanya apa yang diinginkan Jin Pyo sebenarnya. Dengan santai dan dengan dinginnya Jin Pyo mengatakan kalau Jin Pyo hanya ingin nyawa Jae Man. Mendengar kata-kata Jin Pyo, Jae Man langsung ketakutan dan berusaha melarikan diri. Jae Man naik ke atas kapal tetapi ternyata Jin Pyo sudah berada di atas kapal.

Jae Man tambah terkejut dan melarikan diri lagi tetapi Jin Pyo perlahan-lahan mengikuti Jae Man hingga Jae Man jatuh di pinggir kapal. Jae Man memohon supaya Jin Pyo tidak membunuhnya tetapi dengan tanpa belas kasihan Jin Pyo langsung menebas tubuh Jae Man hingga tak bernyawa lagi.

Yoon Sung pun sampai di pelabuhan tempat Jae Man dibunuh. Yoon Sung berkeliling mencari Jae Man dan menemukan dua orang pengawal Jae Man sudah terkapar. Yoon Sung terkejut melihatnya dan ketika menoleh ke kiri Yoon Sung melihat mayat Jae Man dan langsung menghampiri mayat Jae Man. Melihat Jae Man yang sudah tak bernyawa, Yoon Sung mengepalkan tangannya dan berteriak jengkel dan marah.


Di dalam mobilnya, Yoo Sung termenung sambil mengingat kata-kata Young Joo yang memberitahukan tempat dokumen rahasia dan meminta Yoon Sung untuk membeberkan isi dokumen rahasia itu.


Yoon Sung pun membuka satu persatu file dan mengingat ketika menangkap orang-orang yan berkaitan dengan insiden tahun 1983 mulai dari Lee Kyun Wan, Seo Yong Hak, Kim Jon Shik dan Jae Man.


Begitu melihat nama terakhir, Yoon Sung sangat terkejut karena nama itu adalah nama presiden dan tak lain adalah ayah Yoon Sung sendiri. Dan pada akhinya, beginilah yang terjadi kata Yoon Sung. Yoon Sung keluar dari mobilnya dan terlihat sangat lelah dan menghembuskan nafas dengan berat.


Yoon Sung datang ke rumah Jin Pyo saat Jin Pyo sedang membersihkan noda darah Jae Man disenjata yang dipakai Jin Pyo untuk membunuh Jae Man.

Melihat Jin Pyo membersihkan noda darah, Yoon Sung mengatakan apakah Jin Pyo telah membersihkan noda darah itu dengan baik dan Jin Pyo diam dan terus membersihkan senjatanya. Yoon Sung pun mengatakan kalau seharusnya Jin Pyo juga membersihkan darah dari Young Joo.

Jin Pyo mengatakan kalau yang membunuh Young Joo adalah Jae Man. Yoon Sung mengatakan kalau Jin Pyo sama saja dengan Jae Man. Jin Pyo sangat marah dan tidak terima kalau dirinya disamakan dengan Jae Man lalu menodongkan senjatanya ke arah Yoon Sung. Yoon Sung tak gentar dan mengatakan kalau orang terakhir yang dihukum adalah Presiden. Jin Pyo terlihat terkejut mendengarnya.
“Balas dendam yang kejam yang anda maksud adalah membunuh ayah kandungku sendiri dan selama 28 tahun bersenang-senang dengan mengambilku dari ibuku dan membuat aku percaya orang lain adalah ayah kandungku dan sekarang anda memberitahuku untuk membalas dendam pada ayah kandungku sendiri? Balas dendam itu, aku rasa aku tidak bisa melakukannya”kata Yoon Sung.
Jin Pyo menurunkan senjatanya dan bertanya apakah semua itu karena presiden adalah ayah kandung Yoon Sung. Yoon Sung mengatakan tidak karena setelah dekat dengan Presiden Yoon Sung merasa bahwa Presiden adalah seorang presiden yang menakjubkan. Jin Pyo pun mengatakan kalau presiden yang menakjubkan yang dikatakan Yoon Sung bukanlah Presiden yang mendapatkan kedudukannya dengan bersih dan Jin Pyo ingin melihat ekspresi Yoon Sung ketika mengetahui siapa sebenarnya Presiden tetapi Yoon Sung mengatakan jangan dan apa yang diinginkan Jin Pyo tidak akan terjadi. Yoon Sung pun meninggalkan Jin Pyo yang tiba-tiba melepas senjatanya ke meja.

Akhirnya Yong Hak mengatakan kepada wartawan akan mengungkapkan kebenaran dan target berikut City Hunter adalah Presiden karena insiden yang terjadi tahun 1983 adalah atas perintah Presiden dan secara pribadi merencanakannya. Wartawan pun ribut mendengar berita tersebut. Presiden pun mengadakan konprensi press mendadak untuk mengklarifikasi apa yang sudah dikatakan Yong Hak tentang orang yang merencanakan insiden 1983. Presiden terkejut ketika seorang wartawan memberitahukan kalau Young Joo telah meninggal.



Young Sung dan Jin Pyo melihat konprensi press. Anak buah Jin Pyo terkejut mendengar kalau Presiden yang telah merencanakan semuanya. Anak buah Jin Pyo bertanya untuk menurunkan presiden apakah Jin Pyo sengaja menyebarkan gosip bahwa presiden menyuap supaya Presiden terlihat korupsi. Jin Pyo bertanya apakah anak buahnya takut tapi anak buah Jin Pyo hanya menginginkan kehormatan kakaknya kembali karena mengguncang Negara bukanlah yang diinginkan anak buah Jin Pyo,ia hanya menginginkan kehormatan semua prajurit yang meninggal kembali dan meminta Jin Pyo untuk mengakhiri semuanya. Jin Pyo hanya diam mendengar semua yang dikatakan anak buahnya.


Dengan tangan gemetar, Soo Hee mengambil sebuah bunga untuk diletakkan di foto mendiang Young Joo. Tak sanggup Soo Hee menahan kesedihan, dan jatuh terduduk. menangisi kepergian orang yang dicintainya.
Ayah Young Joo yang telah sadar, hanya bisa terduduk di kursi roda dan menaggis sesegukan.

Tak jauh beda, staf dan atasan Young Joo pun larut dalam kesedihan. Atasan Young Joo begitu menyesali tindakan Young Joo yang selalu gegabah melakukan investigasi sendiri dan tidak mengindahkan kata-kata atasannya.


Semua serentak berdiri saat melihat sang Presiden datang berkabung. Na Na yang ikut mengawal Presiden juga terlihat syok melihat foto Young Joo, berusaha keras untuk menahan air mata. Presiden menatap ayah Young Joo dengan tatapan simpati lalu pergi.



Langkahnya terhenti saat bertemu dengan Yoon Sung yang baru saja datang. Staf Young Joo yang tidak terima kematian Young Joo datang mendekati Yoon Sung dengan kemarahan.
“City Hunter adalah kau! Karena kau kami menjadi seperti ini, pergi pembunuh! Kami pasti akan menangkapmu!”teriak staf Young Joo kalut.
Yoon Sung hanya berdiam diri, air mata Na Na tak tertahankan lagi.

“Aku datang hanya karena merasa telah kehilangan jaksa yang hebat, sepertinya aku harus pergi”gumamnya. Yoon Sung memberi hormat kepada Presiden lalu pergi.

Anak buah Jin Pyo menginformasikan kepada Yoon Sung bahwa saat pemilihan Presiden, Hae Won Grop disinyalir telah menggelontorkan sejumlah dana besar yang masuk untuk mendukung Presiden Eung Chan. Dana kampanye gelap.


Di ruangannya, Presiden merenungi kata-kata staf Young Joo dipersemayaman tadi. Mungkin memikirkan kata-kata yang menyebutkan City Hunter adalah Yoon Sung.

Presiden Eung Chan melihat berkas data Yoon Sung yang kini bekerja di Bagian Komunikasi Nasional Blue House, teringat pertama kali bertemu dengannya. Akan kasus pembobolan alamat IP Blue House saat kasus Lee Kyung Hwan.
“Dan ketika di perpustakaan, dia mencari album pengawal kepresidenan tahun 1983”gumamnya merangkai satu persatu kejadian yang semakin menguatkan dugaan Lee Yoon Sung adalah City Hunter.

Semuanya dipotong dengan kedatangan staf Young Joo, tentunya atas undangan presiden. Staf Young Joo mulai membeberkan kasus yang berkaitan dengan City Hunter.
“Jaksa Kim Young Joo penasaran apakah City Hunter merupakan 2 orang yang berbeda. Lee Jin Pyo dan Lee Yoon Sung”beber staf Young Joo.
Staf Young Joo pun melanjutkan bahwa jaksa Young Joo mendedikasikan dirinya untuk menyelidiki kasus yang berkaitan dengan misi penyapuan bersih tahun 1983 yang melibatkan Lee Jin Pyo yang waktu itu sebagai pengawal presiden.
“Bagaimana dengan Lee Yoon Sung?”tanya Presiden.
“Dan juga tahun 1983 orang tuanya adalah Park Mu Yeol yang juga waktu itu pengawal presiden dan ibunya adalah Lee Kyung Hee”
Mendengar nama Lee Kyung Hee disebut, Presiden terbelalak. “Park Mu Yeol dan Lee Kyung Hee?”gumamnya.
Staf Young Joo juga membeberkan bahwa Lee Yoon Sung diambil dari ibunya saat berumur satu bulan. Presiden syok bukan main.

Yoon Sung melangkah menuju ke ruangan Presiden, dan melewati begitu saja Na Na. Kim Na Na pun berujar bahwa Presiden sepertinya mencium sesuatu hal yang tidak beres, karena dia meminta berkas Yoon Sung secara pribadi.
Yoon Sung tidak berkata apapun, dan melangkah pergi masuk ke ruangan presiden.

Akhirnya keduanya berhadapan lagi setelah mengetahui kenyataan sebenarnya masing-masing. Keduanya saling menatap. Untuk mencairkan suasana, Yoon Sung memilih membicarakan blog Presiden. Yoon Sung disuruh melihatnya, terpampang foto Da Hye yang sungguh cantik.
“Apa kau sudah melihat konferensi pressnya?”tanya presiden yang langsung dibenarkan Yoon Sung.
“Presiden, boleh saya bertanya sesuatu? Isi dari konfrensi press tersebut apa benar?”
“Dan jika benar. Akan ada keputusan yang harus dibuat untuk mencapai posisi ini. Untuk mengatasi semua masalah, tidak mungkin hanya mengandalkan saya. Jadi saya berkerja hanya bertumpu pada 2 hal, kesehatan dan pendidikan”

Dan Presiden pun berencana untuk mempertaruhakan posisinya untuk meloloskan undang-undang mengenai privatisasi sekolah hukum di Parlemen.
“Walaupun dengan menggunakan cara yang salah?” tanya Yoon Sung. Dan Presiden terdiam tak menjawab.

Shik Joong sedang asyik melancarkan aksinya untuk menarik perhatian Eun Ah melalui video conference. Memamerkan bahwa rumah yang kini ditempatinya sudah atas nama dirinya. Shik Joong gelagapan saat melihat Yoon Sung masuk dan langsung mematikan videonya. Dan memberitahukan bahwa Kim Na Na menunggunya di ruangan Yoon Sung,

Keduanya saling berhadapan, akhirnya Na Na membuka mulut terlebih dahulu, "Aku mendengarnya dari bibi, bahwa ayah biologismu adalah Presiden Eung Chan". Kemarahan Na Na tidak terbendung lagi karena Jin Pyo begitu tega menculik Yoon Sung dari ibunya, dan menyembunyikan identitasnya.
"Lee Kyung Hwan, Seo Yong Hak, Kim Jong Shik dan Cheon Jae Man, mereka semua orang korup! Jika tidak aku mungkin sudah memaafkan mereka"potong Yoon Sung.
"Dan bagaimana jika Presiden berlaku korupsi? Apakah kau akan menghabisinya juga?"ujar Na Na sedih.
"Jika dia korupsi...."ucap Yoon Sung yang langsung dipotong oleh Na Na.
"Itu, apakah Lee Yoon Sung juga yang harus melakukan itu? Bukankah dia ayahmu? Bagaimana bisa kau melakukan itu pada ayah kandungmu..."ucap Na Na terpotong
"Jaksa Kim Young Joo juga melakukannya. Karena itu ayahnya, dia mengungkapkan semua kebenarannya"
Na Na berkata pada Yoon Sung kalau sekarang dia adalah pengawal presiden dan dia berharap mereka akan berjumpa lagi tetapi tidak seperti ketika dia menjadi pengawal Seo Yong Hak. Na Na pergi meninggalkan Yoon Sung sendirian.

Yoon Sung menelpon anak buah Jin Pyo. Anak buah Jin Pyo memberi tahu Yoon Sung bahwa anggota partai yang bernama Lee Young Tae yang berada di bawah partai yang sama dengan Presiden tapi secara politik mereka adalah musuh. Anak buah Jin Pyo mengatakan jika tanpa campur tangan dari Lee Young Tae, amandemen tentang privatisasi sekolah hukum akan sangat susah untuk lolos. Lee Yoon Sung menyimpulkan kalau presiden akan menemui Lee Young Tae untuk meloloskan usulannya.

Presiden pergi ke suatu tempat dengan dikawal penjagaan yang ketat. Presiden bertemu dengan Kim Na Na.
"Anda sudah datang Tuan Presiden, semuanya sudah dicek dan sejauh ini belum ada keanehan yang ditemukan"lapor Na Na
"Wakil Lee Young Tae sudah datang menunggu"beritahu Na Na pada Presiden.


Presiden meminta pengawalnya untuk berada dan menunggu di luar. Kepala Pengawal sedikit keberatan dengan permintaan presiden, tapi Presiden meyakinkan kalau tidak akan terjadi apa-apa dan presiden hanya meminta waktu 30 menit. Na Na yang mendengarnya merasa ada yang aneh.

Presiden berbicara pada Lee Young Tae dan meminta bantuan agar Lee Young Tae mau meloloskan amandemen privatisasi sekolah hukum. Lee Young Tae berkata pada presiden tentang imbalan yang didapatnya jika membantu presiden. Presiden mengatakan akan membantu Lee Young Tae menyelesaikan masalahnya dengan Kejaksaan.


Di luar para pengawal presiden sedang berjaga, termasuk Na Na. Ketika Na Na sedang mengecek, Na Na melihat seorang pria berlari menaiki tangga eskalator. Na Na segera mengejar pria tersebut. Kepala Pengawal melihat keanehan Kim Na Na juga segera mengikuti Kim Na Na.

Di dalam Presiden sedang berbicara dengan Lee Young Tae, dan berkata akan membantu menyelesaikan masalah Lee Young Tae terkait dengan kasus Cheon Jae Man. Lee Young Tae mendengar itu menjadi senang dan berjanji untuk membantu Presiden untuk meloloskan amandemennya. Yoon Sung yang mendengar itu dari Lee Young Tae menjadi geram dan marah. Lee Young Tae meninggalkan Presiden sendirian. Presiden menghela nafas.

Yoon Sung datang menemui presiden dari pintu penghubung.
"Mengapa kau ada di sini?"tanya Presiden
"Sepertinya kesepakatan berjalan dengan lancar. Aku tidak pernah berfikir kalau presiden bisa melakukan itu semua"sindir Yoon Sung
"Melakukan pertukaran dengan seorang kongresman demi kesempatan belajar ribuan mahasiswa. Aku tidak akan menyesalinya"ungkap presiden
"Bukankah sebelumnya kau mengatakan menjadi presiden adalah sebuah pengorbanan? Sejak kapan itu semua berubah menjadi penawaran?"tanya Yoon Sung
"Ini semua adalah politik"jawab Presiden

"Dokumen rahasia ada di tanganmu, kalau sebelumnya kau mengatakan tidak akan menyesal dengan keputusanmu, maka aku yang akan membuat kau menyesal dengan keputusanmu. Ini adalah balas dendamku"ujar Yoon Sung pergi dan meninggalkan presiden sendirian.

"Presiden, anda tidak apa-apa?"tanya Kim Na Na yang masuk tiba-tiba.
"Aku baru saja akan pergi"jawab Presiden
"Pengawal Kim Na Na, ada apa?"tanya Kepala pengawal.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya khawatir karena sudah 30 menit dan presiden belum keluar juga"ucap Na Na
"Ok, kita harus kembali sekarang"ujar Presiden
Na Na melihat ruangan tersebut dan merasa aneh.
Di dalam mobil, Yoon Sung mendapatkan panggilan dari Kim Na Na, tapi dia tidak menghiraukannya.

Yoon Sung bertemu dengan seorang wartawan, Yoon Sung menanyakan tentang dana kampanye Presiden yang digunakan oleh Presiden Eung Chan. Wartawan tersebut berkata kalau dia tidak mengetahuinya karena presiden Eung Chan selalu mengaturnya sendiri. Wartawan itu berkata kalau presiden Eung Chan pasti memiliki data-datanya.

Di rumah Yoon Sung memikirkan kata-kata wartawan yang ia temui tadi. Dan Yoon Sung yakin kalau data-data tersebut ada di kediaman resmi presiden.

Di Blue House, Shin Eun Ah, Go Ki Joon, dan kepala bagian Yoon Sung membicarakan tentang kematian jaksa Young Joo dan betapa kasihannya Da Hye karena sedih mendengar kabar kematian jaksa Young Joo. Goo Ki Joon mencoba menghibur sekaligus merayu plus mengungkapkan perasaannya pada Shin Eun Ah. Kepala bagian Yoon Sung hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.

Presiden menelpon wartawan yang ditemui Yoon Sung. Wartawan tersebut berkata pada Presiden kalau orang yang menemuinya mengaku sebagai seorang reporter. Lalu presiden menanyakan pertanyaan yang ditanyakan Yoon Sung, dan presiden memuji wartawan tersebut karena jawaban yang diberikan wartawan tersebut pada Yoon Sung tidak terlalu buruk.

Shin Eun Ah berusaha membujuk Da Hye untuk makan. Tapi Da Hye sama sekali tidak berminat pada makanan yang dibawa Shin Eun Ah.
"Jaksa Kim Young Joo, betapa kasihannya dia."ujar Da Hye tidak bersemangat. Tiba-tiba Da Hye memberikan sebuah bungkusan untuk Shin Eun Ah dan menyuruh Shin Eun Ah untuk memberikannya pada Go Ki Joon. Shin Eun Ah yang mendengar itu kaget.

Di Blue House, Yoon Sung masuk ke dalam kediaman presiden dengan alasan menjadi tutor dari Da Hye. Ketika ada kesempatan Yoon Sung memasuki ruangan pribadi presiden. Presiden yang kebetulan melewati tempat Yoon Sung berada, merasa ada yang aneh (si bapak bisa ngrasain kehadiran anak laki-lakinya..-Mia RF-). Yoon Sun berada dalam ruangan tersebut segera mencari data-data mengenai dana kampanye yang diperoleh presiden.


Di ruangan lain presiden mengambil data-data yang dicari Yoon Sung, dan ternyata data-data tersebut ada di dalam bantal presiden. Presiden mengeluarkannya.

Ketika Yoon Sung sedang mencari data tersebut, presiden muncul membawa buku yang berisikan data tersebut. Yoon Sung kaget mendengar suara presiden.
"Apakah kau mencari ini?"tanya presiden pada Yoon Sung sambil menunjukan buku tersebut.
"Kau sungguh berani, masuk ke dalam kediaman presiden. Kelihatannya kau tidak tahu bagaimana caranya berhenti"lanjut Presiden
"Hentikan, itu tidak cocok untukku"sanggah Yoon Sung dingin
"Aku hanya ingin menanyakan satu hal? Mengapa kau melakukan ini semua?"tanya Presiden
"Untuk kebenaran, untuk warganegara yang memilih dalam pemilihan, untuk bertindak dengan nurani yang baik, untuk melihat keluar tentara yang bergabung untuk melindungi negaranya dan percaya pada negara yang akan melindunginya, untuk universitas dan untuk generasi selanjutnya dan terutama untuk mereka yang meninggal di Nampo Sea demi menyelamatkan negaranya"ucap Yoon Sung

"Selama 20 tahun, tidak pernah aku melupakannya, aku sangat mengerti kesakitan yang Jin Pyo alami"ujar Presiden.
"Ambil ini, ini semua dari ketika aku mulai masuk ke dalam politik"ucap Presiden sambil menyerahkan buku tersebut kepada Yoon Sung.
Yoon Sung segera mengambilnya dan meninggalkan Presiden.

"Yoon Sung-ah"panggil Presiden. Yoon Sung menghentikan langkahnya.
"Telah membuatmu seperti ini, ayah minta maaf"ucap Presiden. Yoon Sung mendengarnya dengan air mata tertahan. Yoon Sung segera pergi.

Yoon Sung melihat buku yang diberikan presiden padanya. Kim Na Na datang dan melihat Yoon Sung sedang duduk sendirian.

Ketika Yoon Sung akan pergi dan berpapasan dengan Na Na.
"Apakah kau akan melakukannya sampai akhir?"tanya Na Na
"Selain aku, tidak akan ada yang akan melakukan semua ini"ucap Yoon Sung, lalu meninggalkan Kim Na Na.

Yoon Sung berada di tempat kerjanya mulai menyiapkan beberapa kopian dari dokumen rahasia dan catatan dana kampanye presiden untuk dipublikasikan. Dengan berat hati Yoon Sung tetap melakukannya.


Di dalam kongres, para dewan sedang membahas tentang amandemen privatisasi sekolah hukum. Para anggota dewan sedang melakukan voting. Yoon Sung mengikuti kongres tersebut melalui komputer di blue house.

Sedangkan di sisi lain, kiriman dari City Hunter sudah mulai tersebar, dan mengakibatkan keramaian.

Presiden mengamati dengan seksana perolehan hasil voting pelolosan amandemen UU mengenai privatisasi sekolah melalui televisi. Hasilnya menunjukkan 228 suara setuju, 41 menentang, dan 4 orang abstain, berarti usaha presiden berhasil. Presiden bersorak senang.
Kim Na Na yang kebetulan menemani persiden tersenyum melihat reaksi presiden.
."Anda pasti sangat senang"kata Kim Na Na
"Ajudan Kim, kudengar kau juga bersusah payah membiayai studimu ya? Kalau saja UU ini disetujui lebih awal tentu hal seperti itu tidak akan terjadi"

Tiba-tiba staf presiden masuk melapor dengan tiba-tiba.
"Ada masalah besar Pak Presiden!"
(pastinya tentang isu yang dilempar ke media oleh Yoon Sung tentang dana ilegal dan penyuapan)



Seperti yang bisa ditebak, isu ini ditebar di media massa.
Kasus ini memberatkan Presiden, anggota dewan/kongres terutama lawan politiknya mengajukan impeachment dan minta Prsiden Choi Eung Chan dicopot dari jabatannya.
Staf presiden melaporkan bahwa dewan telah mengusulkan impeachment kepada presiden
"Maaf saya tidak bisa melindungi Anda"
"Tidak apa-apa tapi di lain pihak saya lebih tenang, harusnya ini belangsung sejak dulu"

Kantor kejaksaan kembali menerima pesan dari city hunter. Kali ini mengenai kasus penyuapan untuk pelolosan UU amandemen sekolah swasta. City hunter rupanya telah menangkap para tersangka penyuapan itu , termasuk banyaknya suap dan foto mereka saat menerima yang suap

Kasus uang melanda presiden dan usulan impeachment terhadap presiden ramai dibicarakan di media massa termasuk televisi.
Di rumah Yoon Sung dan Shik Joong pun menyaksikan berita itu di TV.
"Wah presiden pasti diturunkan"kometnar Shik Joong polos dan negeri ini pasti merasa dikhianati"
Yoon Sung tampak sangat sedih mendengarnya namun berusaha menekan perasaannya. Walau dia pasti telah menyadari konsekuensi itu bakal terjadi pada ayah kandungnya, namun dia saat itu tidak punya pilihan lain untuk tetap konsisten terhadap apa yang telah dijalankan dan dipercayainya (paling ga dia berusaha meneruskan pekerjaan Kim Young Jou..hiks ingat jaksa mati mengenaskan jadi sedih)
Yoon Sung lalu pergi dengan lunglai.
"Kau akan ke mana Yoon Sung"kata Shik Joong (ini si paman ga tau apa Yoon Sung terbebani karena presiden itu ayah kandungnya!)
"Ayah akan segera bergerak"kata Yoon Sung lirih.
Yoon Sung tahu ayah angkatnya Jin Pyo tidak akan puas hanya melihat Cha Eung Chan susah sampai di situ saja.

Dan benar saja di tempat terpisah Jin Pyo sedang menyiapkan peluru dan pistolnya.

Di kantor pengawal presiden, bos Kim Na Na memberitahukan bahwa besok adalah jatah libur bagi Kim Na Na.
"Bersiap-siap saja untuk ditempatkan kembali dan standby karena ada kemungkinan akan dipanggil ke villa"kata bos Kim Na Na
Na Na tak menyadari hal itu karena dia juga punya catatannya, tapi data itu rupanya sudah ada di kalender blue house.

Di lain pihak, Yoon Sung rupanya mengetahui hal itu (atau mungkin Yoon Sung yang mengubah jadwalnya karena dia ga mau berhadapan langsung di lapangan dengan Na Na?) Saat itu Yoon Sung yang tahu jalan pikiran ayah angkatnya pun menyiapkan diri untuk menghadangnya. Dia mulai memasukkan peluru satu per satu ke dalam selongsong pistolnya.

Kim Na Na menyadari akan terjadi hal-hal yang tidak beres, dia pun diam-diam menyiapkan pistolnya.

Jin Pyo menelepon presiden Choi Eung Chan secara langsung
"Sebelum Anda menerima pengadilan dari negara lebih baik Anda menerima pengadilan dariku dulu. Jika Anda tidak ingin jatuh korban bagi orang tak bersalah lebih baik Anda tak menghentikanku!"

Di conference room, Presiden bersiap-siap untuk meeting. Namun presiden memberikan pesan pada Chief Park.
"Sebelum meeting ada orang yang penting bertemu denganku,tolong biarkan dia masuk dan jangan lakukan body chek padanya langsung biarkan saja dia masuk dan tolong biarkan aku sebentar"
"Tapi presiden , saya tidak bisa melakukan itu"
"Tolong lakukan saja, aku ingin menyendiri dan berpikir beberapa saat"

Chief Park tidak punya pilihan kecuali mengikuti kemauan presiden dan keluar. Sebaliknya Na Na secara diam-diam sudah berada blue house mengamati presiden.

Jin Pyo pun tak lama kemudian datang seorang diri. Dia sempat di tahan pengawal di depan pintu, namun chief Park membiarkan langsung masuk.
"Presiden menunggu Anda di dalam"kata chief Park

Jin Pyo memasuki ruangan mencari Choi Eung Chan, namun tak disangka yang ditemuinya di sana adalah Yoon Sung yang berupaya menghadangnya.

"Kau sudah tidak ada urusan lagi di sini"kata Jin Pyo
"Bukankah aku pernah mengatakan bahwa aku akan menghentikan Anda dengan tanganku sendiri", ata Yoon Sung mantap.
"Dendam yang tersimpan selama 28 tahun ini, kamu tidak akan bisa menghentikannya!".

Jin Pyo mulai bergerak mengambil pistolnya, dan pada saat yang sama Yoon Sung pun reflek menarik pistolnya dengan cepat dan akhirya kedua anak dan ayah (angkat) itu saling menodongkan senjatanya satu sama lain.
"Balas dendam yang kejam dengan membunuh ayah kandungku sendiri?? Anda pikir aku bisa bahagia dengan balas dendam ini?"kata Yoon Sung, mereka tetap menodongkan senjata satu sama lain.

Yoon Sung lalu melanjutkan, "Pernah aku tak punya pilihan dan mengacungkan pistol di depan wanita yang aku cintai. Lalu Kau pikir aku sekarang bisa duduk diam saja?".
"Aku setia pada ayah yang kehilangan sebelah kakinya karena aku. Tapi Anda malah pernah mengacungkan pisau (pedang di tongkatnya klo ga salah) padaku. Menurutmu bagaimana (hancurnya) perasaanku waktu itu?"kataYoon Sung sedih (poor Yoon Sung).
"Ku harap Anda mau berpikir bagaimana rasanya menjadi diriku. Tolong hentikan semua ini". “Aku.....hanya ingin hidupku seperti orang normal kembali, dengan ayah hidup bahagia bersama", Yoon Sung mulai berkaca-kaca ( hiks...).
"Tapi rasanya itu semua hanya mimpi", Yoon Sung yang tak tahu lagi harus berbuat apa tiba-tiba nekad mengacungkan pistol ke kepalanya sendiri. Jin Pyo kaget.

"Jika ini memang sudah takdirku, biarlah aku yang mengakhiri semuanya"lanjut Yoon Sung.
Yoon Sung bersiap-siap menekan pelatuknya sambil memejamkan matanya (mungkin juga ngancam, mungkin juga putus asa, dia ga bisa nembak ayahnya angkatnya juga ga bisa membiarkan ayahnya nembak ayah kandungnya).

Tiba-tiba, "Jangan! hentikan!"
Kim Na Na dan presiden datang.
Kim Na Na mengancungkan pistolnya pada Jin Pyo



"Youn Sung sudah hentikan cukup, tolong kamu turunkan pistolmu ..", Kim Na Na yang prihatin dengan hati-hati membujuk Yoon Sung.
Yoon Sung terharu mendengar suara Na Na...

"Aku sudah berjanji untuk menebus nyawa-nyawa yang pernah kau ambil",kata Jin Pyo pada Choi Eung Chan. Choi Eung Chan tak punya pilihan lain kecuali pasrah karena kesalahan yang dulu dia perbuat.

"Ajudan Kim, maafkan aku"kata Eung Chan lalu mendorong jauh Kim Na Na yang melindunginya hingga tersungkur.
Jin Pyo tak ragu mengambil kesempatan itu untuk menembak Choi Eung Chan.
Yoon Sung dalam hitungan 1 detik mengetahui ayah kandungya dalam bahaya, dia langsung lari melompat menghadang peluru dengan badannya. Akhirnya Yoon Sunglah yang tertembak. Dada kirinya tembus sebuah timah panas (ah...).




Presiden dan Na Na kaget.Na Na kontan langsung menembak dada Jin Pyo. Yoon Sung ambruk ke lantai, Na Na langsung menghampiri Yoon Sung dan tersungkur lemas melihat kondisinya

Para pengawal presiden memasuki ruangan mendengar suara tembakan. Mereka mengamankan presiden dan mengacungkan senjata pada Jin Pyo. Jin Pyo rupanya masih kuat bertahan.

Namun Jin Pyo juga rupanya syok, tak menyangka Yoon Sung yang dibesarkannya sampai nekad ingin bunuh diri dan kali ini rela menjadi tameng untuk pelurunya, dan kini terbaring tak berdaya.
Para pengawal mengancam Jin Pyo untuk tidak melawan. Jin Pyo berbalik mengalihkan senjatanya pada Yoon sung sebagai sandera. Na Na hanya terdiam menangis melihat Yoon Sung. Jin Pyo tak punya pilihan lain baginya balas dendam atau mati kayaknya. Namun di akhir hidupnya karena Yoon Sung dia sedikit berpikir lain.

Jin Pyo mengaku pada semua orang di sana bahwa dia adalah satu-satunya orang yang selamat dari operasi penyerbuan (dan penghabisan) tahun 83."Aku adalah Lee Jin Pyo bermaksud membalas dendam untuk atasan dan rekan-rekanku .Demi itu aku sendiri membunuh Lee Kyung Wan dan Cheon Jae Man, juga menculik Kim Jong Sik (ayah Kim Young Joo) dan membuatnya terjatuh, dan aku juga yang mengirim Seo Yong Hak ke kantor pengacara.... Dan akhirnya aku juga harus membunuh Choi Eung Chan. Akulah...City Hunter.!"

Yoon Sung kaget...ayahnya berbohong untuknya, tapi Yoon Sung tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi. Na Na juga hanya bisa menangis.
Jin Pyo lalu mengarahkan pistolnya ke arah pengawal presiden dengan sebelumnya sekilat mengosongkan pistolnya. Dan tak ragu lagi para pengawal spontan memberondong Jin Pyo dengan tembakan, Jin Pyo pun roboh dengan banyak luka tembakan di dadanya.

Yoon Sung syok melihat kondisi ayah angkatnya yang roboh bersimbah darah, yang akhirnya memilih mati dan telah berbohong untuknya (Yoon Sung tentunya tidak akan dituduh lagi sebagai city hunter). Kim Na Na yang juga tahu segala tak tega melihat semuanya dan terus menangis.
Lalu Yoon Sung dengan sisa tenaganya berusaha menggapai-gapai tangan ayahnya dengan sedih...Dua orang ayah dan anak (angkat) akhirnya berpegangan tangan bersimbah darah. Tragiss.....kasihan

(Walau tragis mungkin masih lebih beruntung karena tadinya di mimpi Yoon Sung, Yoon Sung dan Kim Na Na yang terbaring bersimbah darah)

Waktu pun telah berlalu...dan aku percaya Yoon Sung dengan hanya satu tembakan di dada kiri akan bisa sembuh.

Da Hye kini terlihat sudah membuka cafe (kedai kopi) sendiri, dia melayani Kim Na Na yang datang ke tempatnya. Na Na tampak masih berduka dia mengenakan pakaian hitam.
"Choi Da Hye brand coffee latte"kata Da Hye menyuguhkan kopi buatannya untuk Na Na dengan busa berbentuk daun yang indah.
"Indah sekali"kata Na Na kagum. "Kau sekarang sudah tampak seperti barista ya" (barista itu semacam bartender tapi untuk kopi, profesi yang dicita-citakan Da Hye).
Rupanya Kim Na Na berduka karena ayahnya yang selama ini terbaring koma di rumah sakit akhirnya meninggal dunia. Da Hye melihat Kim Na Na begitu kecapaian sampai lingkar matanya menghitam. Namun Na Na sendiri tampaknya sudah cukup tabah dan sudah bisa tersenyum lagi.


Tak lama kemudian datanglah pasangan Ki Joon (uri kwang soo...) dan Shin Eun Ah datang berkunjung ke kedai kopi. Mereka berdua punya kabar gembira.
"Kami akan segera menikah", mereka memperlihat undangannya pada Na Na dan Da Hye.
Go Ki Joon tampak begitu senang (duh akhirnya uri Kwang Soo bahagia....)
"Kubilang juga kalian berdua emang cocokkan"kata Da Hye.

Na Na rupanya telah menyatakan keluar dan Blue House dan Yoon Sung setelah kejadian itu nampaknya tak pernah bekerja lagi di Blue House. Ga jelas nih Yoon Sung sebenernya berobat di mana apa mungkin di US?
Shin Eun Ah terlihat sedih dan berkata di Blue House akan bertambah sepi lagi tanpa Na Na.
"Katamu aku cukup berbahagia denganku"potong Go Ki Joon.
Go Ki Joon lalu berkata bila mereka sibuk tak bisa hadir dia akan meng sms-kan no rekeningnya saja (ga mau rugi ga dapet angpau hehe).

Undangan pernikahan Ki Joon dan Eun Ah rupanya sampai juga ke tangan paman Shik Joong. Shik Joong sebenarnya mencintai Eun Ah tampak sedih walau tetap berharap Shin Eun Ah bahagia.
Di rumah Yoon Sung, Lee Kyung Hee dan paman Shik Jong rupanya sudah berkemas untuk bersiap-siap pindah dan menyusul ke US (Yoon Sung sudah terlihat ga ada di sana).
Kyong Hee menerima kiriman bunga dari Choi Eung Chan
Shik Joong bertanya apa isi ucapannya.
"Dia meminta maaf, juga berterimakasih dan berharap aku hidup bahagia"
Shik Joong malah sudah berniat akan membuka lagi kedai ddubboki mama Yoon Sung di US.
"Dan biar makanan korea akan terkenal di Amerika!"tekad Shik Joong.

Para korban operasi penyerbuan tahun 1983 namanya telah dipulihkan dan dimakam mereka berdiri prasasti untuk mengenang kepahlawanan dan pengorbanan mereka demi negara, di sana tercantum nama Lee Jin pyo dan Park Moo Yeul (rupanya Jin Pyo namanya dipulihkan juga).

Na Na juga telah mengemasi barang-barangnya dan siap pergi (ke mana ya atau ke luar kota aja? atau ke US?). Dia berada di bandara (sepertinya). Dia lalu sekilas seperti melihat sosok Yoon Sung. Na Na langsung berlari mencari Yoon Sung tapi tidak ditemukannya.

Ternyata Yoon Sung sudah berada di belakangnya, memakai kemeja hitam yang terlihat pas dan cocok di tubuhnya. Na Na tersenyum senang. Yoon Sung pun tesenyum pada Na Na.Na Na pun tersenyum bahagia bertemu Yoon Sung kembali. Yoon Sung tampak sehat wal afiat dan tetep cakep dan gagah kayak dulu, perfect namja.

Kebahagiaan terpancar dari senyuman dan wajah mereka, yang sulit diuraikan dengan kata-kata (hoho). Kita hanya ikut senang karena Yoon Sung danNa Na akhirnya bersatu kembali.

Yoon Sung pun berkat Jin pyo bisa lolos dari tuduhan tentang city hunter dan dia bisa menikmati hidup normal dengan bebas. City Hunter kita pun bisa melajukan kendaraan mewahnya dengan tenang di tengah kota di malam hari...



,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,The End.................................................

Sinopsis K-Drama City Hunter Eps 19



Mobil Young Joo menyalip dan menghadang mobil Yoon Sung. Young Joo memperhatikan sosok pria misterius yang ada dibelakang kemudi, Yoon Sung pun menatap tajam ke arah Young Joo tak lama kemudian Yoon Sung memutar balik mobilnya dengan cepat. Tak ingin kehilangan jejak City Hunter, Young Joo langsung mengambil senjatanya dan menembakkan ke arah ban mobil Yoon Sung.

Young Joo turun dari mobil sambil menodongkan pistol ke arah Yoon Sung, Yoon Sung pun ikut turun dari mobil. Saat Young Joo mendekat dan menodongkan senjatanya ke arah Yoon Sung dengan sigap Yoon Sung meraih senjata yag tadinya diarahkan kepadanya dan berbalik menodongkan senjata itu ke arah Young Joo. Walaupun ditodong senjata Young Joo tetap mendekati Yoon Sung dan membuka penutup wajahnya.

Yoon Sung menurunkan senjatanya dan bertanya apakah Young Joo puas. Young Joo diam saja tidak menjawab. Tak lama datang iring-iringan mobil polisi. Yoon Sung terlihat cemas, tapi Young Joo menyuruhnya untuk cepat pergi.

Yoon Sung pun pergi dari sana tepat disaat mobil polisi itu sampai. Salah satu petugas polisi bertanya apakah Young Joo baik baik saja, dia menjawab kalau dia baik baik saja, lalu polisi itu menyuruh anak buahnya untuk bergerak cepat dan menangkap City Hunter.

Yoon Sung masih berada di sekitar tempat kejadian, beberapa polisi memberi informasi pada rekannya bahwa City Hunter memakai jaket hitam dan menyuruh rekannya agar tidak membiarkan dia lolos. Yoon Sung terus berjalan dengan cepat, lalu membuka jaket dan penutup wajahnya serta membuangnya di semak semak. Dia pun berjalan layaknya warga biasa pada saat berpapasan dengan para polisi.


Jae Man berada di kantor kejaksaan dengan tangan terikat. Tiba tiba ada seseorang yang masuk dan membuka ikatan tangannya, Jae Man tersenyum. Tapi siapa yang membebaskan Cheon Jae Man?
Tak lama Young Joo datang dengan marah ke ruangan dimana Jae Man disekap dan dia mendapati Jae Man sudah tidak berada lagi di sana yang ada hanya tali bekas ikatannya dan kalung. Young Joo murka, staf Young Joo meminta maaf karena dia lalai sehingga Jae Man bisa kabur begitu saja.

Young Joo berkata kalau dia baru saja mengkonfirmasi keberadaan Jae Man 5 menit yang lalu, tapi staf Young Joo berkata kalau 5 menit yang lalu Jae Man masih berada di sini. "Di mana perhatian kalian?!?!"ucap Young Joo sambil berteriak dan meninggalkan ruangan dalam keadaan marah.


Di luar gedung sedang terjadi kecelakaan mobil. Young Joo keluar dari kantornya, melihat keadaan sekeliling mencari sosok Jae Man, lalu dia menghela nafas dan berkata kalau Jae Man tidak bisa menghilang begitu saja,
"Pasti ada orang lain dari kantor kejaksaan yang membantunya. Dia mungkin belum pergi jauh. Sekarang kita harus buat surat perintah penangkapan untuk Jae Man"ucap Young Joo pada stafnya.
Young Joo juga berkata untuk meminta bantuan polisi untuk mencari Jae Man di tempat-tempat yang memungkinkan untuk dia bersembunyi. Asistennya berkata dia mengerti.


Shik Joong sedang membacakan buku untuk anak buah Jae Man yang sedang ditawan oleh Yoon Sung. Saat Shik Joong selesai membaca anak buah Jae Man terlihat tertidur. Shik Joong kesal karena setiap dia membacakan buku anak buah Jae Man selalu tertidur.
Lalu Shik Joong mengambil tongkat kayunya dan membangunkan anak buah Jae Man menggunakan tongkat tersebut. Anak buah Jae Man membuka matanya.
"Kau bisa tidur dalam situasi yang krusial seperti ini? Orang orang sepertimu harus membersihkan pikiranmu agar bisa mencerna isi buku seperti ini"ucap Shik Joong. Anak buah Jae Man memandang tajam ke arah Shik Joong, Shik Joong agak ketakutan sehingga dia mengambil tongkatnya dan menyuruh anak buah Jae Man agar tidak memandangnya seperti itu.


Dari lantai atas Yoon Sung memanggil Shik Joong. Saat berbicara berdua, Shik Joong kaget dengan perkataan Yoon Sung bahwa Young Joo telah melihat wajahnya. Shik Joong mengusulkan agar Yoon Sung pergi keluar negeri menggunakan pesawat, lalu dia meralatnya dan berkata lebih baik menggunakan kapal laut,
"Itu adalah cara terbaik untuk meninggalkan negara ini"ucapnya panik. "Aku akan menjemput ibumu dan kita bertemu di Busan". Shik Joong gemetar sambil meraba raba sakunya mencari ponselnya.
Yoon Sung yang sedari tadi hanya diam berkata kenapa dia harus meninggalkan negara ini,
"Paman, kau sangat paranoid. Jangan khawatir, Young Joo tidak akan datang ke sini"ucapnya tenang.
"Kenapa dia tidak bisa datang ke sini? Ketika ayahnya menjadi seperti itu dia mencarinya kemana-mana. Dia bahkan tahu namamu"ucap Shik Joong setengah marah.
Shik Joong ketakutan kalau Yoon Sung akan tertangkap.
"Kim Young Joo.... dia melepaskanku"kata Yoon Sung tenang.
Shik Joong kaget dan tidak percaya hal itu.


Kim Na Na dan rekan rekannya sedang menonton sebuah berita melalui tablet pc tentang City Hunter yang mengirim ketua Grup Hae Won, Cheon Jae Man ke kantor kejaksaan, tetapi sekarang dia menghilang. Eun Ah mengatakan kenapa mereka bisa melepaskannya begitu saja padahal City Hunter dengan susah payah menangkapnya.
Kim Na Na kelihatan sedang berfikir sesuatu, lalu dia berkata "Polisi merencanakan penyergapan...."kalimatnya tergantung.


Di ruang kerjanya Yoon Sung juga menonton berita yang sama. Setelah kembali ke rumahnya Kim Na Na kembali menonton televisi untuk terus menyaksikan berita yang sedang heboh yang mengatakan kalau polisi hendak menangkap City Hunter yang meninggalkan tempat umum di perusahaan Choi Da Dye untuk berkumpul di kantor kejaksaan.
Kim Na Na terlihat khawatir akan keselamatan City Hunter, dia memandangi foto mereka berdua lalu mengambil handphonenya.


Di ruangan itu Yoon pun memandang bingkai foto mereka yang pecah dan mengambil handphonenya juga. Mereka berdua sama sama ingin telepon tapi mengurungkan niat mereka masing-masing.
"Dia akan kembali, aku yakin"ucap Kim Na Na.
"Aku pasti akan kembali dengan keadaan hidup"ucap Yoon Sung (sedih nih scene nya).


Atasan Young Joo masuk ruangannya dan melihat Young Joo telah berada di sana, dia marah-marah pada Young Joo atas berita kaburnya Jae Man.
"Ini akan membuat reputasi kantor kejaksaan malu. Tidak cukup malukah kau bahwa yang menangkap Jae Man adalah City Hunter? Tapi sekarang kau malah membiarkannya pergi"ucap atasan Young Joo.
Young Joo minta maaf dan berjanji akan segera menangkap Jae Man kembali.
"Tentu saja kau harus melakukannya. Karakterku buruk dan aku tidak bisa menjadi pengacara. Kau sama denganku, jadi lupakanlah. Kau harus tahu semakin lama dia bebas semakin sulit untukmu menangkapnya. Tidak peduli bagaimanapun, tangkap dia kembali sebelum City Hunter yang menangkapnya"ujar atasannya.
Young Joo mengert,sebelum Young Joo meninggalkan ruangan, atasannya bertanya kembali apakah Young Joo benar benar tidak melihat wajah City Hunter,
"Mendengar penjelasan polisi jarak antara kau dan City Hunter sangat dekat"atasannya sepertinya curiga.
Young Joo dengan tenang menjawab kalau dia tidak melihatnya malah City Hunter merebut senjatanya. Atasannya kembali marah kenapa senjata Young Joo bisa sampai dirampas City Hunter lalu bertanya di mana senjatanya ditemukan.
"Senjata itu aku temukan di dekatku, tapi aku tidak menemukan sidik jari"jawab Young Joo.


Young Joo keluar dari ruangan atasannya. Saat sedang berjalan, Yoon Sung menunggunya.
"Kenapa kau melepaskanku?"tanya Yoon Sung.
"Kenapa aku melepaskanmu?", Young Joo balik bertanya.
"Jika itu karena anak dari direktur Kim Jong Sik, Kim Young Joo, kau akan diperlakukan sebagai tahanan utama dan akan segera dibawa pergi. Tapi aku sudah memikirkannya, hal-hal yang tidak dapat dilakukan dengan hukum. Aku hanya tidak ada hak untuk menangkapmu"ujar Young Joo.
Yoon Sung tersenyum kecut, "Ini memang benar-benar gayamu Kim Young Joo, patuh pada aturan dan membosankan. Kim Young Joo, jika kau menghadapi situasi yang sama tidak perlu sentimental, lakukanlah apa yang seharusnya seorang jaksa lakukan".
Lalu Young Joo balik bertanya kenapa Yoon Sung tidak membunuhnya.
"Alasan yang sama denganmu"jawab Yoon Sung singkat lalu melihat jam tangannya hendak pergi.
Young Joo kembali bertanya apakah Yoon Sung telah menemukan data rahasia Jae Man.
"Itu bukan urusanmu"jawab Yoon Sung.
"Aku ingin tahu tentang kejadian tahun 1983"ucap Young Joo, yang dijawab Yoon Sung agar dia menemukannya sendiri.

Yoon Sung sedang berada di ruangan tawanannya (anak buah Jae Man). Dia menerima telepon dari Jae Man. Jae Man berkata kalau dia punya data rahasia sampai tahun 2030, dan jika City Hunter tidak menangkapnya lagi dia akan memberikan data itu padanya. Yoon Sung berkata kalau dia akan menemukannya sendiri data itu dan menemukan Jae Man juga. Jae Man marah dan berkata kalau City Hunter akan menyesal menolak tawarannya.


Setelah menutup teleponnya Yoon Sung bergumam, "Jadi itu semua belum dimusnahkan?". Tiba tiba anak buah Jae Man mengatakan sesuatu tentang data rahasia itu,
"Dia mengatakan data itu tersimpan di suatu tempat yang rahasia walaupun aku tidak yakin lokasinya tapi data itu belum dimusnahkan, aku yakin itu".
Yoon Sung bertanya apakah dia tahu di mana tempat rahasia Jae Man.
"Berdasarkan kepribadian Jae Man, dia akan mencoba bangkit kembali. Aku memperkirakan masih ada beberapa orang sepertiku yang masih bekerja dengannya karena dia selalu menggunakan uang untuk menyuapnya" awab anak buah Jae Man.
Yoon Sung kembali bertanya kira-kira siapa saja dan di mana saja mereka bertemu. Anak buah Jae Man berkata apabila dia memberitahunya apakah Yoon Sung akan mengabulkan permintaannya, yaitu menyingkirkan Cheon Jae Man. Yoon Sung menyanggupinya. Anak buah Jae Man berkata kartu trufnya ada pada seorang wanita,
"Aku rasa dia akan mencoba menemukan wanita itu. Setelah bertemu presiden kami diperintahkan untuk mencari wanita itu"ujar anak buah Jae Man.
Yoon Sung bertanya siapa wanita itu. Anak buah Jae Man menjawab bahwa wanita itu membuka toko makanan ringan yang lezat, wanita itu bernama Lee Kyung Hee. Yoon Sung kaget mendengar nama itu.


Seseorang sedang berbicara di telepon dengan Yoon Sung dan berkata bahwa kapten pasti menolak mengijinkan Yoon Sung untuk melihat data rahasia itu,
"Dia berkata daripada menunjukkan data itu lebih baik dia menghilang"ucapnya. Yoon Sung hanya terdiam.


Di kantor kejaksaan asisten Young Joo membawa sekotak data-data yang diambil dari kediaman dan kantor Jae Man.
"Hanya ini yang tersisa. Sebanyak ini, kapan kita akan selesai membacanya?"tanya asisten Young Joo kepada Young Joo. Young Joo berkata walaupun harus tinggal sampai larut malam dia harus segera selesai membaca semuanya.
Asistennya memberikan sebuah map dan meminta Young Joo membacanya karena dia menemukannya di dalam lemari besi di villa Jae Man,
"Karena di simpan di tempat yang terkunci rapat aku kira ini adalah sesuatu yang sangat berharga".

Young Joo membuka map tersebut yang berisi satu bendel kertas dengan tulisan Sunflower di sampul paling depan. Young Joo pun mulai membuka isinya, ada sebuah lukisan terselip di sana. Lalu dia mulai melihat lihat isi dari bendelan kertas itu dan kaget melihat nama Lee Kyung Hee.


Presiden sedang melukis di ruangannya bersama Kim Na Na yang menjadi ajudannya. Presiden meminta pendapat Kim Na Na tentang lukisan bunga anggreknya,
"Meskipun lukisannya bagus, tidakkah kau berfikir bahwa anggrek ini bagus? Dia tidak bercabang dan hanya bergantung pada daun untuk bertahan hidup. 100 kali lebih kuat dari manusia. Seseorang tanpa uang, pendidikan dan kontak memiliki waktu yang sulit untuk bertahan hidup "ujar Presiden.
Kim Na Na berpendapat kalau privatisasi sekolah hukum dapat diloloskan, para mahasiswa yang mengandalkan diri sendiri akan sangat membantu,
"Sebenarnya 4 tahun yang lalu saat pemilu presiden diantara semua calon saya percaya pada anda karena pandangan anda tentang privatisasi sekolah hukum. Jadi kongres kali ini harus memiliki kabar baik, bergembiralah Presiden".
Presiden tersenyum dan mengangguk serta mengucapkan terimakasih,
"Ah.. saya harusnya mengambil gambar ini dan memasukkannya di blog saya untuk mendapatkan lebih banyak pengunjung. Setelah saya pensiun saya akan mengatur pameran seni pribadi atau sesuatu seperti itu"ujar Presiden.

Tiba tiba handphone Presiden yang dibawa Kim Na Na berbunyi dan nomernya asing. Kim Na Na bertanya pada Presiden apa yang harus dia lakukan. Presiden meminta handphonenya terlihat berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangkatnya. Ternyata yang menelepon adalah Cheon Jae Man. Presiden lalu menyuruh Kim Na Na untuk keluar sebentar. Presiden menerima telepon dari Jae Man.Jae Man meminta Presiden untuk dapat membantunya melarikan diri ke luar negeri. Presiden mengatakan seharusnya Jae Man sudah mengerti jawaban Presiden dan menyuruh Jae Man untuk menyerahkan diri. Jae Man mengatakan kalau Presiden sepertinya mendorong Jae Man ke tebing. Jae Man akhirnya menyebutkan nama Kyung Hee. Presiden terkejut mendengarnya. Jae Man mengancam akan membeberkan kepada masyarakat bahwa Presiden mempunyai seorang anak dari hubungan gelap dan Presiden juga bisa masuk ke Blue House merupakan dana dari Jae Man. Jae Man mengatakan apabila semua tersebar apakah Presiden tidak takut kehilangan imagenya. Jae Man terus mengatakan hal yang memojokkan Presiden. Jae Man pun tetap memaksa Presiden untuk membantunya melarikan diri ke luar negeri.

Presiden hanya diam setelah menutup teleponnya dengan Jae Man. Presiden mengingat ketika bertemu dengan Kyung Hee yang mengatakan kalau anak Kyung Hee telah diambil Jin Pyo ketika masih berumur satu bulan. Presiden juga mengingat ketika Jin Pyo mengatakan kalau sebuah hadiah yang akan Presiden terima. Presiden hanya bisa termenung mengingat kejadian itu .

Presiden pun memanggil Na Na kembali dan menanyakan keberadaan wanita yang memberikan Na Na saputangan yaitu Kyung Hee. Na Na terkejut lalu Presiden menjelaskan bahwa presiden telah berutang budi kepada Kyung Hee dan Presiden yakin bahwa wanita yang dimaksud Presiden sama dengan yang memberikan Na Na sapu tangan. Na Na masih ragu mengatakannya dan Presiden pun menunjukkan sapu tangan yang sama kepada Na Na. Na Na pun terkejut melihat sapu tangan yang dikeluarkan Presiden. Sampai diluar Na Na akan menghubungi ibu Yoon Sung tapi tidak jadi.


Yoon Sung menjenguk ibunya di rumah sakit. Yoon Sung mengatakan jika dalam 4 bulan tidak ada keluhan maka ibu Yoon Sung akan bisa meninggalkan rumah sakit.
Yoon Sung memberikan semangat kepada ibu agar ibunya bisa menahan semuanya. Ibu Yoon Sung terbatuk dan Yoon Sung memberika sapu tangan yang diberikan ibunya. Ibu Yoon Sung senang karena Yoon Sung membawa sapu tangan itu dan mengatakan kalau ibu Yoon Sung memberikan sapu tangan tersebut untuk orang-orang yang disukai ibu Yoon Sung.

Yoon Sung menanyakan apakah ayahnya memiliki sapu tangan itu juga. Ibu Yoon Sung dengan sedikit salah tingkah mengatakan kalau ayah Yoon Sung juga memilikinya. Ibu Yoon Sung menanyakan apakah Yoon Sung ingin tahu apa yang telah terjadi. Yoon Sung mengatakan tidak dan keluar tetapi ibu Yoon Sung mengatakan bagaimana kalau ayah Yoon Sung masih hidup. Yoon Sung bertanya kenapa ibunya tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. Ibu Yoon Sung menggeleng dan berkata tidak apa-apa.

Yoon Sung pun keluar dan mengatakan kenapa Jae Man sampai mencoba menemukan ibunya. Yoon Sung menelpon Shik Joong untuk menanyakan orang yang dihubungi Shik Joong ketika menemukan ibunya dulu. Yoon Sung pun bertemu dengan orang yang dimaksud yaitu seorang ahjumma.

Ahjumma menceritakan kalau ibu Yoon Sung hidupnya dulu sangat susah. Ibu Yoon Sung harus bekerja untuk dapat mengobati ayahnya yang sakit jantung. Tiba-tiba ahjumma mengatakan kalau ahjumma tidak bisa membicarakan masalah orang lain. Yoon Sung pun langsung memberikan amplop kepada ahjumma. Dan setelah menolak ahjumma akhirnya mau menceritakan kepada Yoon Sung kalau ibu Yoong dulu hamil duluan dan menikah dengan orang lain.

Setelah mendengar semua itu, Yoon Sung berjalan dengan lunglai. Young Sung mendapat telepon dari Na Na. Na Na mengatakan kepada Yoon Sung bahwa Presiden juga mempunyai sapu tangan yang sama dengan sapu tangan yang diberikan ibu Yoon Sung kepada Yoon Sung. Na Na tidak memberitahukan Presiden karena ibu Yoon Sung melarang Na Na mengatakan apapun kepada Presiden. Yoon Sung pun menyuruh Na Na untuk tidak memberitahu Presiden.

= Flashback=

Yoon Sung mengingat ketika ibu Yoon Sung mengatakan kalau Yoon Sung sama persis dengan ayahnya yang tidak suka dengan kacang merah. Dan ketika Dae Hye juga mengatakan kalau Presiden dan Dae Hye tidak suka kacang merah. Dan ketika anak buah Jae Man memerintahkan untuk mencari ibu Yoon Sung ketika Jae Man melihat Presiden.

=Flashback end=

Yoon Sung kembali mengunjungi ibunya di rumah sakit. Melihat Yoon Sung yang hanya diam, ibu Yoon Sung khawatir dan menanyakan apakah sesuatu telah terjadi. Yoon Sung memegang tangan ibunya dan kemudian duduk.
Yoon Sung mengatakan kalau Yoon Sung sama sekali tidak menyalahkan ibunya dan malah merasa bersalah dan mengatakan kepada ibunya kalau Yoon Sung sudah mengetahuinya. Ibu Yoon Sung heran apa yang dimaksud Yoon Sung dengan sudah tahu Yoon Sung pun menjelaskan bahwa Yoon Sung sudah tahu tenang ayah biologisnya yaitu Presiden.


Ibu Yoon Sung lansung mengalihkan pandangannya dan mengatakan maaf karena tidak memberitahu Yoon Sung dari awal. Yoon Sung bertanya apakah Presiden telah meninggalkan ibunya dan dirinya. Ibu Yoon Sung menggeleng dan mengatakan kalau Presiden sama sekali tidak tahu kalau ibu Yoon Sung hamil dan melahirkan Yoon Sung. Karena ketika ibu Yoon Sung hamil dulu, presiden sudah mempunyai istri. Jae Man mengetahui tentang kehamilan ibu Yoon Sung dan mengatakan kalau ibu Yoon Sung akan menghancurkan masa depan Presiden dan Jae Man mengancam ibu Yoon Sung. Dan pada saat itu yang telah menyelamatkan ibu Yoon Sung adalah Mu Yeol.
Ibu Yoon Sung memandang Yoon Sung dan bertanya apakah Yoon Sung kecewa memiliki seorang ibu seperti itu. Yoon Sung pun memeluk ibunya dan mengatakan kalau Yoon Sung sama sekali tidak kecewa dan merasa beruntung karena bisa hidup. Mendengar itu, ibu Yoon Sung pun menangis dipelukan Yoon Sung. Yoon Sung kemudian bertanya apakah Jin Pyo mengetahui semua itu. Ibu Yoon Sung mengatakan Jin Pyo tentu saja mengetahuinya. Yoon Sung sangat terkejut dan berusaha menyembunyikan kemarahannya di depan ibunya.


Yoon Sung dengan menyetir mobilnya mengingat semua perkataan Jin Pyo. Yoon Sung pun sampai ke rumah Jin Pyo kemudian berjalan dengan lunglai mendekati Jin Pyo. Yoon Sung pun langsung mengatakan kepada Jin Pyo kenapa Jin Pyo melakukan hal yang begitu jauh, membesarkanya dan mengatakan kebohongan tentang ayah Yoon Sung karena sesungguhnya Presiden adalah ayah kandung Yoon Sung. Jin Pyo terkejut mendengar kata-kata Yoon Sung. Yoon Sung pun mengeluarkan kalung peluru kemudian menyerahkan kepada Jin Pyo.

Yoon Sung mengatakan akan mengecek untuk memastikan dan karena Jin Pyo telah menghancurkan hidup Yoon Sung, Yoon Sung memastikan bahwa Jin Pyo akan membayar semuanya. Yoon Sung pergi dengan diam dan lunglai. Ketika Yoon Sung sudah pergi, Jin Pyo yang hanya diam dari tadi mengambil kalung yang ditinggalkan Yoon Sung dan memandang kalung itu dan kemudian memejamkan matanya dengan menggenggam erat kalung tersebut.

Yoon Sung terdiam berada di mobilnya. Kim Na Na, Go Ki Joon dan Shin Eun Ah datang menggunakan mobil baru milik Ki Joon. Shin Eung Ah protes pada Ki Joon kalau sebenarnya Ki Joon hanya ikut-ikut mobil milik Yoon Sung. Ki Joon mengelak dengan mengatakan kalau dia memang menyukai mobil seperti itu. Ki Joon melihat Yoon Sung berada di dalam mobil segera memanggil Yoon Sung. Yoon Sung keluar dari mobilnya dan tidak menghiraukan mereka sama sekali. Na Na melihatnya dan merasa aneh dengan sikap Yoon Sung.


Jaksa Young Joo bertemu dengan Soo Hee di klinik milik Soo Hee.
"Kita sudah lama tidak bertemu dan belum-belum sekarang kau menanyakan tentang laki-laki lain. Kau benar-benar Kim Young Joo"ujar Soo Hee
"Hanya katakan sebenarnya, ketika Lee Yoon Sung terkena tembakan, kau yang membantunyakan?"tanya Young Joo
"Aku tidak tahu"jawab Soo Hee. Young Joo melihat Soo Hee dengan tatapan curiga.
"Aku benar-benar tidak tahu"ujar Soo Hee.
Soo Hee mencoba mengalihkan perhatian Young Joo dengan mengatakan kalau jaketnya tertinggal di rumah Young Jo dan Soo Hee ingin mengambilnya. Young Jo tetap pada pokok permasalahan.
"Lee Yoon Sung adalah seseorang yang pernah tinggal di goden triangle menggunakan nama Poo Chai, dia kembali ke korea dengan identitas baru"ujar Young Joo
Soo Hee mengatakan pada Young Joo kalau dia ikut sedih dengan apa yang terjadi pada ayahnya. Tapi Young Joo memotong ucapan Soo Hee dan berkata kalau itu semua melukai harga dirinya sebagai seorang Jaksa.
"Hukum sudah tidak ada di mata laki-laki itu"ucap Young Joo
Soo Hee berkata pada Young Joo kalau dulu ketika dia meninggalkan Young Joo karena dia menganggap Young Joo terlalu sempurna untuknya, tapi sekarang Soo Hee ingin berada di sisi Young Joo karena Young Joo terlihat kasihan.
Soo Hee menunjukkan bunga matahari yang baru dibelinya. Mendengar Soo Hee menyebutkan Sunflower, Young Joo teringat sesuatu.

Di kantornya Young Joo melihat blog milik presiden. Dia menemukan lukisan yang sama persis dengan lukisan yang ia temukan di tumpukan dokumen milik Lee Kyung Hee.


Yoon Sung mendengarkan rekaman percakapan antara dia dan Cheon Jae Man. Kepala Bagian melihat Yoon Sung hanya tersenyum.
"Di mana sebenarnya itu berada?"gumam Lee Yoon Sung

Yoon Sung dan Young Joo bertemu di kafe tempat Da Hye bekerja. Da Hye memberikan dua gelas kopi buatannya. Yoon Sung berkata pada Young Joo kalau balas dendamnya memang penting tapi aku juga tidak bisa diam saja melihat orang-orang terluka di depan mataku.


Young Joo mendatangi Jin Pyo. Anak buah Jin Pyo menghalangi Young Joo tapi Jin Pyo menyuruh Young Joo untuk masuk. Young Joo berkata pada Jin Pyo kalau dia sudah mengetahui kalau Yoon Sung adalah City Hunter. Young Joo mengatakan apa yang dikatakan Yoon Sung tadi ketika mereka bertemu kalau dia tidak bisa tinggal diam melihat orang-orang terluka di depan matanya, Young Joo berkata kalau dia memaafkan Yoon Sung. Tapi tidak dengan Jin Pyo.
"Mengapa aku harus meminta maaf mu?"ujar Jin Pyo.
"Kau telah mengambil anak yang baru lahir dan membesarkannya untuk menjalankan balas dendammu. Lee Yoon Sung bukanlah anak Park Mu Yeol, aku tahu itu"ujar Young Joo
"Kalau kau ingin tahu kenapa aku, temukanlah dokumen rahasia itu. Semuanya ada di situ. Balas dendamku adalah ada negara ini yang telah menyembunyikan kebenarannya, kau pikir aku hanya balas dendam biasa?"jawab Jin Pyo.
"Negara yang aku lindungi selama ini membiarkan 20 nyawa hilang ditangannya sendiri dan menyembunyikan kejadian tersebut."ucap Jin Pyo marah.
"Orang-orang yang menggunakan kekuasaanya atas nama negara melakukan kejahatan yang telah direncanakan, kau dapat pergi dan temukan itu. Ayahmu, kejahatan apa yang telah dia lakukan"ucap Jin Pyo
"Aku akan menemukannya. Dan juga kau, aku akan menangkapmu sesuai hukum"ujar Young Jo
"Setiap waktu, aku di sini aku hanya takut kau harus menegakkan hukum di negara ini sendirian"tantang Jin Pyo
"Jika pemerintah telah melakukan kesalahan, mereka harus menerima konsekuensinya, begitu pula ayahku"ujar Young Joo


Yoon Sung terus mendengarkan rekaman percakapan antara Yoon Sung dan Cheon Jae Man. Shik Joong datang dan memberikan segelas teh untuk Yoon Sung. Shik Joong terlihat khawatir karena Yoon Sung jarang makan. Shik Joong pun bercerita kalau dia sangat bosan dengan anak buah Cheon Jae Man, karena setiap hari dia harus membuatkan makanan dan mengantarnya ke toilet dua kali sehari. Karena berisik, Yoon Sung membentak Shik Joong untuk berhenti. Shik Joong yang mendengarnya kaget.
"Aku harus menangkap Cheon Jae Man dan menemukan dokumen rahasia. Semua itu membuatku gila"bentak Yoon Sung.
"Maafkan, aku Yoon Sung , aku hanya khawatir denganmu karena kau jarang makan akhir-akhir ini"ungkap Shik Joong
"Maafkan aku paman, aku hanya sedikit stress"ucap Yoon Sung


Cheon Jae Man meminta anak buahnya untuk mengambil dokumen rahasia yang telah dikirimnya ke rumah Young Joo.
"Aku Cheon Jae Man, tidak akan mati sendiri. Mereka yang kuat atau memiliki kekuasaan yang akan menang. Ayo bersaing"ujar Cheon Jae Man.

Young Joo di dalam mobil sedang menelpon Soo Hee dan menanyakan apakah Soo Hee sudah menemukan jaketnya yang tertinggal di rumah Young Joo. Young Joo mengajak Soo Hee untuk makan bersama. Soo Hee mengatakan kalau dia akan menunggu Young Joo.

Tiba-tiba ada petugas pengirim barang datang dan memberikan paket tersebut kepada Soo Hee. Soo Hee membuka paket tersebut dan berkata pada Young Joo kalau paket tersebut berisi dokumen rahasia. Young Joo yang mendengar itu segera menuju ke rumahnya.


Anak buah Cheon Jae Man mendatangi Soo Hee dan akan merebut dokumen tersebut dari Soo Hee.
"Jika kau ingin mengambil paket ini, kau harus ijin dulu"ucap Soo Hee ketakutan dan brusaha melindungi dokumen tersebut.
"Kau ingin mati?"ujar anak buah Cheon Jae Man
"Kau pikir dengan membunuh istri jaksa kau dapat hidup tenang?"tantang Soo Hee
Anak buah Cheon Jae Man memukul Soo Hee dan merebut dokumen rahasia tersebut.
Di jalan Young Joo bergegas menemui Soo Hee.


Ketika Young Joo memasuki rumahnya dia mencari-cari Soo Hee. Young Joo panik mendapati Soo Hee dalam keadaan terikat.
“Young Joo, mereka mengambilnya. Dokumen rahasia. Kejarlah mereka”ujar Soo Hee lemah karena syok.
Young Joo pun memeluk Soo Hee dan meminta maaf karena telah menyeret Soo Hee.


Yoon Sung masih berkutat dengan rekaman pembicaraan dirinya dengan Cheon Jae Man. Berulang-ulang mendengarkan agar mengetahui di mana Cheon Jae Man berada dengan suara latar belakang Jae Man.
Yoon Sung pun teringat dengan penderek mobil saat tabrakan mobil di depan kantor kejaksaan tepat dihari Jae Man meloloskan diri. Benar! Suara ini dari tempat penghancur mobil! Yoon Sung segera melihat rekaman berita saat itu.


“Dia pasti masuk ke dalam bagasi mobil dan dikirim ke tempat penghancur mobil!”pikir Yoon Sung yang sebenarnya tepat sekali.
Yoon Sung pun melihat plat nomor mobil tersebut dan mencari tahu ke mana mobil itu di bawa. Dapat! Kini Yoon Sung tahu keberadaan Cheon Jae Man dan dokumen rahasia tersebut.


Soo Hee dibawa ke rumah sakit oleh Young Joo yang mencemaskan dirinya. Soo Hee meminta Young Joo untuk pergi melanjutkan tugasnya, karena dirinya baik-baik saja.
“Saat kita hidup bersama, kau juga selalu begini. Mengatakan semua baik-baik saja”ucap Young Joo tak berdaya.
“Kau pikir aku tidak mengerti dirimu, Kim Young Joo? Sekali aku melihat wajahmu, aku mengerti. Dan bagaimana bisa aku menahanmu? Itulah daya tarikmu”jawab Soo Hee tersenyum.
Young Joo sekali lagi merasa bersalah.
“Permintaan maaf itu apa akan selesai jika aku memberimu kesempatan sekali lagi, apa kau akan mencobanya sebaik mungkin?”
Soo Hee merasa bahagia jika Young Joo kembali berada disisinya kembali dan menjaganya. Young Joo memandang lekat Soo Hee seakan tidak percaya.

Sementara itu, anak buah Jae Man yang baru mengabarkan Jae Man bahwa kini dokumen rahasianya sudah ada di tangan mereka. Cheon Jae Man merasa aman, dia hendak ingin menyelesaikan masalah dirinya dengan presiden, mengenyahkan City Hunter dan Lee Jin Pyo.


Jin Pyo memandang kalung militer, dan berfikir tidak banyak waktu yang dimilikinya. Sebuah pesan masuk, dari Cheon Jae Man.
Jika kau ingin Dokumen Rahasia, datanglah ke tempat penghancur mobil Seoul.

Sebuah pesan singkat juga masuk ke telepon Young Joo. Jika kau ingin Dokumen Rahasia, datanglah ke tempat penghancur mobil Seoul –City Hunter-.


Soo Hee tahu kalau Young Joo mendapat pesan dari City Hunter dan menyuruhnya pergi. Awalnya Young Joo enggan meninggalkan Soo Hee sendiri, karena cemas. Soo Hee menyakinkan Young Joo bahwa dirinya akan aman karena dia berada di rumah sakit.
Young Joo menggenggam tangan Soo Hee, “Katamu aku ingin memberikan satu kesempatan lagi. Aku akan mengambilnya sebagai sebuah janji”
“Selama kau tidak melupakan perjanjian kita,Young Joo” ujar Soo Hee berbinar-binar.
“Kita akan membicarakan lagi setelah aku kembali”
Young Joo berjalan menjauh dari Soo Hee lalu menoleh kembali. Keduanya tersenyum bahagia.


Kecemasan melanda ibu Yoon Sung. Kim Na Na menjenguk ibu Yoon Sung, yang serta-merta di tanyai keberadaan Yoon Sung oleh ibunya. Na Na menjawab melihat saat di Blue House.
“Dia tidak terlihat bersikap aneh bukan?”tanya ibu Yoon Sung.
“Bibi, sapu tangan yang anda berikan kepada ku, sama persis dengan milik Presiden. Apa yang sebenarnya terjadi”tanya Na Na.
Na Na tidak bisa menahannya lagi untuk bertanya karena kecurigaanya Presiden mencari ibu Yoon Sung. Na Na tidak ingin berspekulasi lagi, dan lebih baik bertanya secara langsung.

Ibu Yoon Sung memandang Na Na. Beberapa saat kemudian Na Na keluar dari ruangan ibu Yoon Sung dengan muka pucat pasi, syok. Sedang ibu Yoon Sung terduduk lemah di kamarnya.

Young Joo datang sendirian ke tempat penghancur mobil mencari Cheon Jae Man. Sedang dari belakang beberapa anak buah Cheon Jae Man membuntuti Young Joo. Dan Young Joo tahu dirinya akan dikeroyok.


Cheon Jae Man keluar, “Aku meminta Lee Jin Pyo yang datang. Kim Young Joo kenapa kau ada dis ini?! Apa kau mencari Dokumen Rahasia?”
Young Joo tanpa basa basi bertanya di mana benda itu, Jae Man memberi tahunya akan hancur bersama mobil yang dihancurkan.

Young Joo berbalik, berniat untuk mengambilnya sebelum dihancurkan. Jae Man memerintahkan anak buahnya menangkap Young Joo.
Tentu saja Young Joo terpaksa menghadapi mereka sendirian, namun tetap kalah jumlah. Young Joo berusaha lolos dari mereka, tetap saja karena bela diri yang tidak setangguh City Hunter.


Yoon Sung baru saja datang dan langsung disambut dengan gerombolan anak buah Jae Man yang lengkap dengan senjata. Bukan City Hunter namanya jika tidak bisa mengatasi mereka. Dengan mudah Yoon Sung melumpuhkan mereka, seperti menggunakan jurus perpaduan antara Jackie Chan dan Bruce Lee.
“Berapa banyak nyawa yang kau punya? Hah?!”sengit Jae Man memandang Young Joo yang kepayahan dan memuntahkan darah karena terluka.
Tiba-tiba terdengar buanyi keras, sontak mereka tahu City Hunter talah tiba.
Yeah, Yoon Sung masih menghajar satu persatu anak buah Jae Man. Sungguh menakjubkan dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Sungguh jadi teringat dengan om Jackie dah, haha. (Ignore it, -asri rf).

Cheon Jae Man memerintahkan anak buahnya untuk mengepung City Hunter. Young Joo langsung bangkit dan mengambil pentungan (bahasa Indonesia yang sesuai EYD apa ya?). Young Joo mengunci pintu dan berusaha menghalangi mereka keluar.
Young Joo berusaha mengirimkan pesan ke Yoon Sung.

Sebuah pesan yang memberitahukan bahwa dokumen rahasia ada di mobil yang akan segera dihancurkan. Yoon Sung terhenti langkahnya dan berbalik mencari mobil tersebut.
“Jangan sekali-kali berfikir untuk melangkah keluar!”, yeah Young Joo berusaha menahan mereka untuk memberikan waktu Yoon Sung untuk mencari dokumen itu. “Siapa pun yang ingin mati, maju!”
Lagi-lagi Young Joo dikeroyok. Poor Young Joo, sigh.
Yoon Sung buru-buru mencari dokumen tersebut. Dan mendadak mendengar sebuah mesin penghancur dinyalakan.
Young Joo akhirnya kepayahan menghadapi mereka sendirian. Young Joo berulang kali jatuh tersungkur. Tidak begitu saja menyerah, beruang kali Young Joo bangkit, salah satu anak buah Jae Man memukuli Young Joo.

Yoon Sung tidak bisa mengentikan laju mesin yang hendak membuat mobil hancur, maka Yoon Sung pun masuk ke dalam mobil, mencari keberadaan dokumen dan dikejar waktu dengan mesin yang masih tetap menyala. Yoon Sung harus cepat jika tidak dia bisa tergilas juga. Ketemu! Yoon Sung langsung mengambil dokumen rahasia dan keluar tepat mesin penghancur melindas habis mobil tersebut. Dan aku benci melihat Yoon Sung hanya melihat mobil yang dihancurkan, bukannya langsung berbalik menolong Young Joo! Sigh (Ignore it, again.-Asri-).

Cheon Jae Man hendak melangkah keluar, serta merta Young Joo menahan kaki Jae Man. Young Joo benar-benar tidak akan membiarkan Jae Man meloloskan diri lagi.
“Kapalku akan segera berangkat ke Hong Kong! Walaupun aku tidak bisa melarikan diri dengan pesawat aku bisa menggunakan kapal! Apa kau bisa menangkapku dengan keadaanmu seperti ini? Apa kau punya kata-kata terakhir?”

Young Joo perlahan bangkit dengan susah payah. “Cheon Jae Man, anda ditangkap dengan tuduhan menyalah unakan tugas, penipuan, pengelakan pajak, dan percobaan pembunuhan. Aku..Jaksa pununtut umum Seoul, Kim Young Joo. Dengan ini..menahan Cheon Jae Man dengan percobaan masa hukuman 22 tahun 6 bulan”jelas Young Joo panjang lebar dengan kepayahan.

Cheon Jae Man memberi tanda ke anak buahnya. Dengan sekali pukulan yang teramat keras tepat di kepala Young Joo. Darah mengucur deras dari kepala Young Joo dan dia tersungkur. Young Joo sekarat.


Yoon Sung melihat Cheon Jae Man dan anak buahnya beriringan berjalan keluar. Yoon Sung mengambil besi. Satu persatu anak buah Yoon Sung di babat abis! Cheon Jae Man terlihat cemas akan dirinya dan akhirnya melarikan diri.
Yoon Sung mengurungkan niatnya untuk mengejar dan malah naik ke atas dimana Young Joo berada.


Yoon Sung syok mendapati Kim Young Joo yang tengah sekarat dan berlumuran darah. Yoon Sung berusaha menyadarkan Young Joo, kemudian dia membuka mata.
“Bertahanlah”pinta Yoon Sung.
“Kau mendapatkannya?”ujar Young Joo dengan sisa kekuatan terakhir.
Yoon Sung mengangguk.
“Kau harus menggunakannya untuk mengungkapkan kepada seluruh masyarakat”
Yoon Sung meminta Young Joo jangan berkata apa-apa lagi.
“Cheon Jae Man menuju ke pelabuhan Hwa Cheon. Pergilah dan tangkap dia! Aku..tidak bisa bertahan lagi”


Young Joo benar-benar sekarat, Yoon Sung memegang tangan Young Joo merasa tidak ada waktu lagi.
“City Hunter..Lee Yoon Sung, ayahku..aku mohon maafkan dia. Maafkan aku”, air mata Young Joo mengalir.
Itulah kata-kata terakhir Young Joo. RiP Kim Young Joo.