Join My Group

SBY Marah


Dear All,
Ini episode kedua, yang bercerita tentang kelakuan SBY kalau sedang marah. SBY merupakan figur yang mempunyai sifat reaktif dan cepat meledak, sehingga kalau tersinggung sedikit saja, SBY pasti akan marah.
Perbedaannya SBY marah dengan JK marah adalah, SBY selalu marah karena harga dirinya terinjak-injak, sedangkan JK marah lebih sering karena soal yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai Wapres.
Sekali lagi, postingan ini lumayan panjang, sehingga kalau gak doyan baca, mendingan tutup aje deh….xixixi.
Aku jamin, kalian akan ketawa saat ingat ketika SBY marah-marah.xixixixi
SBY Marah Yang Pertama
13/Desember/2006
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlihat marah saat wartawan meneriakkan “huu..” sesaat begitu Presiden keluar dari lift karena konferensi pers kunjungan Presiden ke PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) dikabarkan batal.
“Hei, apa-apaan ini? Kenapa begitu?” ucap Presiden dengan nada cukup tinggi, di depan lift utama Gedung Utama PLN Jakarta, Rabu (13/12) sore. Dari mimik mukanya, Presiden terlihat tidak suka diperlakukan seperti itu.
Kejadian itu bermula saat Presiden mengadakan inspeksi mendadak (sidak) ke PLN. Dalam jadwal rumah tangga kepresidenan, Presiden memang akan memberikan pengarahan ke Direksi PLN. Namun, jajaran PLN tidak mengetahui
jadwal itu. Wartawan tentu berdatangan untuk mengikuti acara itu. Bahkan wartawan istana disediakan transportasi mobil Pregio dan mengikuti konvoi Presiden.
Namun ternyata rapat itu bersifat intern. Dikabarkan, akan ada konferensi pers setelah itu. Setelah menunggu sekitar 1 jam, wartawan dan forografer diperintahkan dan digiring masuk ke Ruang Penunjang yang telah disetting
untuk acara konferensi pers. Tidak lupa ucapan Selamat Datang kepada Presiden terpajang di TV Projector.
Sayangnya, jajaran Direksi dan Manajemen PLN dan peserta rapat lainnya turun di saat semua wartawan sudah ‘terperangkap’ di ruang itu sehingga tidak memungkinkan untuk doorstop. Apalagi beberapa pasukan pengaman
presiden (paspampres) membuat pagar betis. Beberapa wartawan berteriak, “Tipu, tipu..”
Tidak lama, pegawai Biro Pers dan Media rumah tangga kepresidenan, Wawan, mengatakan, “Tidak ada konferensi Pers, tidak ada konferensi pers.” Wartawan tentu saja
bingung. Tepat ketika pintu lift terbuka dan Presiden keluar, wartawan meneriakkan “huuu..” yang disambut kemarahan Presiden itu.
Wartawan lalu meminta agar Presiden bersedia mengadakan konferensi pers. Presiden yang mengenakan safari abu-abu celana hitam terlihat berpikir cukup lama, sambil bertanya, ”Apa doorstop saja ya?” tanya dia kepada para
perangkatnya. Lalu dia berjalan menuju Ruang Penunjang. “Apa sudah disiapkan?”tanya dia yang menghentikan langkahnya di depan Ruang Penunjang. Barulah setelah Paspampres menyatakan “Siap”, Presiden melangkahkan kakinya dan mengadakan konferensi pers. Katanya, “Para wartawan yang saya cintai…bla..bla..bla
SBY Marah yang Kedua
07/Des/2007
Jakarta – Betapa asiknya Menkes Siti Fadilah Supari saat  berbincang-bincang dengan Menkominfo Muhammad Nuh, sampai-sampai sapaan Presiden SBY tak terdengar.
Cerita berawal saat acara peringatan hari AIDS sedunia berlangsung di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Jumat (7/12/2007).
SBY sedang berdialog dengan para pengidap HIV/AIDS. Seorang waria bernama Lenny Sutiharto, pemimpin LSM Srikandi Sejati, menuturkan, selama 9 tahun mengadakan bimbingan dan konseling, LSM-nya cukup berhasil. Namun di sisi lain, para pengidap HIV/AIDS tidak tahu harus berbuat apa ke depannya.
“Di satu sisi kami merasa berhasil. Tapi di sisi lain ada bumerang bagi kami. Setelah rekan-rekan dites dan positif HIV/AIDS, lalu mereka mau diapakan,” ujar Lenny kepada SBY.
Mendengarkan hal itu, SBY pun menjawab, “Perlu dilakukan langkah menyeluruh dan berlanjut terhadap mereka yang mengidap HIV/AIDS. Tidak hanya melakukan tes HIV, tapi harus dilakukan bimbingan konseling untuk meringankan beban mereka.”
Setelah itu, SBY pun menginstruksikan Menkes untuk mencatat perkataannya.
“Tolong Ibu Menkes, ini dicatat,” kata SBY.
Namun, Menkes Siti Fadilah Supari rupanya sedang asyik ngerumpi ria dengan Menkominfo Muhammad Nuh.
SBY pun memanggil kembali sang Menkes. “Ibu Menkes… Ibu Menkes,” panggil SBY dengan nada lebih tinggi.
Siti pun akhirnya kaget dan melihat SBY. Dengan muka memerah, Siti menundukkan kepalanya.
“Ini, tolong dicatat langkah-langkah yang harus diperhatikan,” lanjut SBY.
Siti pun manggut-manggut sembari mengambil catatan dan menulis.
Selesai mencatat, Siti beberapa kali memukul pelan lengan Menkominfo.
Para undangan yang hadir diam saja melihat adegan itu. Namun sejumlah wartawan yang melihat dan mendengar peristiwa tak kuasa menahan tawa geli.
SBY Marah yang Ketiga
08 April 2008
Jakarta,–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meradang ketika memberi pembekalan Kegiatan Forum Konsolidasi Pimpinan Daerah Bupati, Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota Angkatan II tahun 2008 di gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Selasa (8/4). Pasalnya, saat dirinya bercuap-cuap, salah seorang peserta justru terlelap tidur.
Dengan mengacung-acungkan jari telunjuk, Presiden Yudhoyono meminta agar peserta yang tidur itu untuk segera bangun dengan nada suara meninggi.
“Coba itu bangunkan yang tidur!!!,” pekik Kepala Negara Susilo Bambang Yudhoyono.

Pekik SBY ini sontak membuat peserta Lemhannas yang sebagian besar mengenakan pakaian putih berlengan panjang yang dipadu celana hitam, buru-buru membuka mata selebar-lebarnya.

“Ya…ya…itu. Kalau tidur di luar saja,” pinta SBY.
Kemarahan Presiden Yudhoyono tidak berhenti. Dengan mengetuk podium berkali-kali, Presiden Yudhoyono kembali meluapkan amarah.
“Pemimpin bagaimana memimpin rakyat kalau di ruang ini tidur. Malu kepada rakyat, dipilih langsung saudara oleh rakyat. Untuk bicara memajukan rakyatnya saja tidur. Jangan main-main dengan tanggung jawab. Berdosa, bersalah, malu kepada rakyat. Kalau kita tidak bisa mengendalikan diri kita,” tukasnya.


“Meski pintar, tapi kalau kepribadiannya jelek bisa menjadi racun. Jangan diluluskan, biar rakyat tahu ada pemimpin yang tidak lulus sekolah Lemhannas,” pungkasnya.
Sebelum meradang, SBY memberi arahan tentang perilaku rakyat Indonesia yang masih saja boros energi, pangan dan air. Lantaran ini, Presiden Yudhoyono mendesak semua pihak berinstropeksi diri tentang karakter tersebut.
“Kita renungkan dimana kita, seperti apa tekad dan karakter kita. Bila kita ingin maju, kita melakukan evolusi dalam jiwa dan hati kita,” tandasnya dilansir Persda Network.
Selepas kemarahan SBY, peserta pembekalan Lemhannas terlihat lebih atraktif. Tepuk tangan bergemuruh ketika SBY terus melanjutkan pidato pembekalan. Tidak hanya itu, peserta juga terlihat lebih rajin. Pulpen ditangan tampak menari-nari pada buku, dan lembaran kertas berwarna putih.
Sementara itu Gubernur Lemhannas Muladi menganggap, peristiwa itu sebagai hal yang wajar. Pasalnya, selama mengikuti agenda kegiatan selama lima minggu, peserta mendapat kegiatan yang padat.
“Beliau marah sepintas tapi itu tidak berlanjut. Itu wajar dan manusiawi karena agenda kita yang padat dari pagi sampai sore,” kilah Muladi.
Muladi mengaku, pihak panitia sudah memberikan peringatan dini kepada peserta Lemhannas untuk mengikuti kegiatan pembekalan oleh Presiden Yudhoyono secara tertib. “Kita sebenarnya sudah memperingatkan tidak boleh sms, dan tidak boleh ngantuk. Tapi ini namanya kecelakaan,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah Lemhannas akan tidak meluluskan peserta yang telah membuat Presiden Yudhoyono gusar, dengan mantap Muladi mengatakan, pihaknya tetap akan meluluskan peserta yang telah mengecewakan Kepala Negara.
“Saya rasa seorang presiden yang menegur langsung di depan umum itu sudah menjadi bagian sanksi sosial yang luar biasa, kecuali kalau ndablek,” tukasnya.
“Itu coba bangunkan yang tidur itu. Kalau tidur di luar saja! Pimpinan bagaimana dapat memimpin rakyat kalau tidur! Malu dengan rakyat yang memilih. Untuk mendengarkan pembicaraan untuk rakyat saja tidur! Jangan main-main dengan tangung jawab. Berdosa, bersalah dengan rakyat Lembaga yang bisa meluluskan pemimpin yang kepribadiannya jelek akan menjadi racun. Jangan diluluskan. Bukan karena tidak pandai, tetapi tidak bagus kepribadiannya,” ujarnya.
SBY Marah yang Keempat
6/Mei/2008
SBY marah di depan menteri-menterinya saat menjelang mulainya rapat terbatas kabinet yang membahas tentang penanganan kabut asap hutan di Indonesia yang telah mencemari dan mendapat komplain dari negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura.(6 Mei 2008).
Para menteri ketika itu asyik berbicara dan tertawa-tawa. Apalagi mereka menganggap SBY belum hadir pada rapat tersebut. Hal itu memang biasa terjadi saat para menteri baru mulai berdatangan di ruang rapat. Mereka pun biasanya saling bertegur sapa dan bersenda gurau sambil menunggu kedatangan Presiden.
Para menteri yang terlihat sedang bersenda gurau adalah Abu Rizal Bakrie, MS.Kaban, Yusril Ihza Mahendra dan Hasan Wirayudha.
Namun tiba-tiba SBY hadir dan menghardik para menterinya dengan kata-kata “Masih bisa tertawa-tawa, asap seperti itu??”
Langsung spontan tawa dan suara obrolan para menteri tiba-tiba berhenti.
Dan rapatpun dimulai.
Presiden Nampak kecewa dengan kinerja sejumlah menterinya yang terkait penanganan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan tersebut.
SBY Marah yang Kelima
28/Agustus/2008
Presiden SBY marah bukan kepalang. Ia membentak tiga pejabat negara yang asyik ngobrol. Ia tersinggung para pejabat itu tidak serius mendengarkan ucapannya.Peristiwa itu terjadi saat SBY memberikan pengarahan dalam Sidang Kabinet di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2008).
Dalam sidang itu dibahas antara lain tentang kontrak ekspor liquefied natural gas (LNG) Tangguh yang akan dinegosiasikan dengan pemerintahan China.Awalnya suasana pengarahan itu tenang-tenang saja. SBY memulainya dengan memberikan penjelasan LNG. Setelah SBY, giliran Wapres Jusuf Kalla (JK) yang memberikan penjelasan.
JK menceritakan pertemuannya dengan Presiden China Hu Jintao dan membahas LNG Tangguh tersebut. Setelah JK selesai bercerita, SBY memberikan kesimpulan.Di sela-sela menyampaikan kesimpulan itu, tiba-tiba SBY menunjuk ke tiga pejabat negara. Pejabat itu diketahui sedang asyik ngobrol.”Hai jangan ngobrol sendiri! Dengarkan! Jangan berbicara sendiri dong! Coba sini, ini masalah penting!” ucap SBY.
Belum dapat dipastikan siapa yang dimarahi SBY. Namun bila dilihat dari arah tangan SBY sepertinya menunjuk ke Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, Kepala BKPM M Lutfi, dan Kepala BPS Rusman Heriawan.
Suasana pun menjadi hening. Beberapa pejabat yang ditunjuk itu langsung diam. Kemudian SBY kembali melanjutkan ucapannya. Dia mengatakan kasus LNG Tangguh ujian di pemerintahannya.
“Mari kita jadikan ini sebagai pelajaran yang baik. Saya ajak kepada semuanya mari kita melangkah ke depan untuk menuju yang baik lagi. Tolong jangan sebarkan berita yang justru membuat rakyat menjadi bingung,” kata SBY.
Dalam rapat itu hadir semua menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Jaksa Agung Hendarman Supandji dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.(dtck)
SBY Marah yang Keenam
3/Nov/2008
Kemarahan Presiden SBY terekam kamera televisi saat bertemu dengan perwakilan Bakrie Group, Nirwan Bakrie, dan sejumlah menteri membahas Lapindo. SBY terlihat serius sambil menepuk dadanya.
SBY mengundang Nirwan untuk membahas kasus Lapindo di Kantor Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2008).
Acara itu juga dihadiri Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.
Dalam kamera yang direkam wartawan televisi, SBY mengucapkan terima kasih pada Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Sunarso.
“Terima kasih Pak Sunarso yang telah bekerja keras dan bertanggung jawab,” kata SBY.
Sementara di kamera lain, SBY yang mengenakan baju safari warna hitam
lengan pendek tampak marah. Wajah SBY serius sekali.
“Aceh saja bisa diselesaikan. Kenapa ini tidak,” kata SBY sambil menepuk dada tanda prihatin.
Nirwan yang duduk diapit Sunarso dan Mensos Bachtiar Chamsyah terlihat menundukkan kepala. Adik Menko Kesra Aburizal Bakrie ini juga tampak membuka-buka buku.
SBY Marah yang Ketujuh
12/02/2009
Presiden SBY Marah di Pertamina gara-gara microphone mati
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kesal. Pasalnya, saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pertamina, Kamis (12/2), microphone yang digunakan Presiden mati ketika digunakan.
“Hal-hal kecil perlu diperhatikan. Harus check and re-check. Sebab sesuatu yang besar selalu dimulai dari hal yang kecil,” ujar Presiden di hadapan para menteri dan jajaran direksi serta komisaris Pertamina.
Menurut Presiden, Pertamina tak akan menjadi perusahaan minyak kelas dunia bila tidak cepat bertransformasi. Itu bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. “Hal kecil bisa menentukan keberhasilan dan kegagalan sebuah misi,” kata Yudhoyono.
SBY Marah yang Kedelapan
3/Feb/2010
Di saat 100 Hari pemerintahan Presiden SBY, nampaknya menjadi sasaran ketidakpuasan rakyat, yang kemudian diekspresikan melalui berbagai aksi, termasuk demonstrasi.
Aksi yang berlangsung tanggal 28 Januari lalu, yang menyambut 100 Hari pemerintah SBY itu, tak pelak, menjadi sebuah wujud dari segala ‘unek-unek’ rakyat, yang berkaitan dengan pemerintahannya.
Inilah yang menyebabkan Presiden SBY marah dan gusar. Aksi unjuk rasa yang berlangsung 28 Januari lalu itu, yang menyambut 100 Hari kinerja pemerintahan SBY itu, sangat menyinggung perasaan Presiden. Foto Presiden dibakar para demonstran dan disamakan dengan kerbau. “Ada unjuk rasa dengan loud speaker besar sekali, teriak SBY maling, Boediono maling, menteri-menteri maling. Tidak bisa diapa-apakan. Ada yang bawa kerbau, SBY badannya besar, malas, dan bodoh seperti kerbau,” ujar Presiden di Istana Cipanas, Selasa (2/2).
Kemarahan Presiden itu dicurahkan saat ia memberikan pengarahan dalam Rapat Kerja dengan Gubernur seluruh Indonesia dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II. Presiden meminta aksi unjuk rasa seperti menjadi salah satu topik pembahasan dalam rapat kerja kabinet.
Selanjutnya, menurut Presiden SBY, aksi unjuk rasa dijamin kebebasannya, namun harus sesuai dengan pranata sosial, hukum, dan kepantasan. “Tolong dibahas dan diberi masukkan, apakah unjuk rasa beberapa hari yang lalu di negara Pancasila, yang konon memiliki budaya, nilai, dan peradaban yang baik,harus seperti itu?” keluh Presiden, saat memberikan sambutan rapat kerja menteri dan gubernur seluruh Indonesia.
Menurut Presiden, pembahasan itu dilakukan agar demokrasi, budaya, dan peradaban di Indonesia bisa diselamatkan, sebab dunia menyaksikan unjuk rasa itu dengan teknologi canggih yang dimiliki mereka. “Pembahasan itu bukan untuk memasung demokrasi, karena demokrasi itu bagian dari reformasi kita, cita-cita kita. Akan tetapi, buatlah demokrasi yang bermartabat, demokrasi yang tertib, dan demokrasi yang mendorong kebersamaan dan kesatuan kita”, ungkap Presiden.
salah satu video ketika beliau marah

Share on Google Plus

0 komentar: